Kamis, 28 April 2016

makalah Toko Besi dan Bangunan



MANAJERIAL
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajerial
Dosen Pembimbing: Dedi Runanto, SE, M.Si



Disusun Oleh :
Hannifah Fatmalatif
:
152210212
Laras Sujatmi
:
152210223
Aprilia Eka .A.
:
152210229
Kelas     
:
R6
   

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perdagangan (Toko Besi dan Bangunan) dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima kasih pada Bapak Dedi Runanto S,E, M.Si selaku Dosen mata kuliah Manajerial UMP yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Untuk itu tak lupa kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.






Purworejo, 11  April 2016


Penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang........................................................................................... 1
b.      Permasalahan.............................................................................................. 1
c.       Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN
a.       Gambaran Umum Objek Penelitian............................................................ 6
b.      Pembahasan................................................................................................. 7
BAB IV KESIMPULAN
a.       Kesimpulan................................................................................................. 28
b.      Rekomendasi............................................................................................... 28
BAB V LAMPIRAN
a.       Surat Mengerjakan Tugas ..................................................................................... 30
b.      Kuesioner Hasil Survei.......................................................................................... 31













BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Peradaban manusia dari jaman dahulu sampai sekarang terus berkembang. Semakin majunya peradaban manusia dari jaman prasejarah sampai jaman modern saat ini ditunjang oleh banyaknya fasilitas dan infrastruktur yang mempermudah kehidupan manusia. Sampai sekarang ditinjaunya kemajuan suatu negara atau bangsa bisa dilihat dari infrastruktur yang terdapat pada bangsa tersebut terutama bangunannya.
Pada awal kehidupan atau jaman prasejarah, manusia hanya menggunakan apa yang sudah disediakan oleh alam tanpa mengolahnya. Sebagai contoh adalah penggunanaan gua sebagai tempat tinggal manusia jaman prasejarah. Namun seiring perkembangan jaman, manusia mulai mempergunakan bahan-bahan yang tersedia. Mereka mempergunakan bahan tidak hanya langsung dipakai tetapi diolah terlebih dahulu untuk digunakan sebagai bahan infrastruktur sebagai contoh kayu.
Perkembangan dunia industri bahan bangunan tahun-tahun ini semakin berkembang pesat. Didukung dengan peralatan dan sumber daya yang memadai dalam menciptakan hasil bahan bangunan yang berdaya guna tinggi. Pertambahan jumlah penduduk dan pemukiman yang semakin padat disetiap daerah membuka peluang bisnis usaha bahan bangunan dalam menyerap pasar yang ada.
Hal ini merupakan suatu peluang yang bagus bagi orang yang berjiwa wirausahawan untuk menciptakan usaha perdagangan toko  besi dan bangunan.

B. Permasalahan
1.      Apa saja yang diperdagangkan di toko besi dan bangunan?
2.      Apa fungsi dari bahan tersebut?
3.      Bagaimana bahan-bahan bisa didapat?
4.      Bagaimana analisis produksi toko tersebut?
5.      Bagaimana biaya produksi toko tersebut?
6.      Bagaimana penetapan harga dilakukan?
7.      Apakah kenaikan dan penurunan harga barang mempengaruhi penjualan?
8.      Bagimana mengenai tenaga kerja dan upah tenaga kerja di toko tersebut?
9.      Apakah kondisi makro mempengaruhi pada toko tersebut? Apa pengaruhnya?

C. Tujuan
1.      Mengetahui macam-macam barang yang dijual di toko besi bangunan.
2.      Mengetahui fungsi setiap barang tersebut.
3.      Mengetahui lebih jauh tentang barang yang dijual.
4.      Mengetahui ananlisis produksi pada toko.
5.      Mengetahui biaya produksi pada toko.
6.      Mengetahui cara penetapan harga yang dilakukan pemilik toko.
7.      Mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan dan penurunan harga barang yang dijual.
8.      Mengetahui jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja di toko tersebut.
9.      Mengetahui pengaruh kondisi makro pada toko tersebut.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan. Pada masa awal sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan barter yaitu menukar barang dengan barang. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran uang. Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar barang atau jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan penjual.
Bahan bangunan adalah setiap bahan yang digunakan untuk tujuan konstruksi. Banyak bahan alami, seperti tanah liat, pasir, kayu dan batu, bahkan ranting dan daun telah digunakan untuk membangun bangunan. Selain dari bahan alami, produk buatan banyak digunakan, dan beberapa lagi kurang fsintetik. Industri pembuatan bahan bangunan didirikan di banyak negara dan penggunaan bahan-bahan tersebut biasanya dibagi ke dalam perdagangan khusus tertentu, seperti pertukangan, pipa, atap dan pekerjaan isolasi. Acuan ini berhubungan dengan tempat tinggal manusia dan struktur termasuk rumah.
Pengertian bahan bangunan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah barang yang merupakan bakal untuk membangun rumah atau gedung dan sebagainya; material.
Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Material merupakan sebuah masukan dalam produksi. Mereka seringkali adalah bahan mentah yang belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam masyarakat teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai
Toko bahan bangunan merupakan suatu bisnis yang dapat ditemui di mana-mana di sekitar tempat tinggal kita, terutama lebih banyak tumbuh subur di dekat lokasi perumahan yang baru dibuka. Bahan bangunan yang biasa dijual di Toko Bangunan antara lain:
a.    Semen;
b.    Pasir;
c.    Batako;
d.   Batu bata;
e.    Besi;
f.     Keramik;
g.    Besi beton;
h.    Genteng, dan lain-lain.
Pasar bahan bangunan nasional berasal dari dua kelompok utama, yakni dari pemerintah dan swasta. Sejak terjadinya krisis ekonomi, kemampuan pemerintah untuk membiayai infrastruktur terus menurun sehingga pada tahun 2006 pemerintah melakukan terobosan dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada swasta untuk membangun proyek-proyek pemukiman pada kawasan padat penduduk di Indonesia. Hal itu ditunjang dengan keadaan di mana peluang perdagangan bahan bangunan di dalam negeri cukup besar karena jumlah rumah tangga yang menempati bukan rumah milik sendiri masih besar.
Dengan kondisi perdagangan yang semakin menunjukan peningkatan serta semakin membaiknya ekonomi nasional dibandingkan masa krisis lalu, maka diharapkan kemampuan masyarakat untuk membangun atau merenovasi rumahnya semakin besar. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sebuah usaha bahan bangunan, yaitu :
a.    Tingkat kejenuhan;
b.    Peluang, Kekuatan, Kelemahan dan Hambatan usaha;
c.    Faktor- faktor risiko, dan;
d.   Tindakan antisipasi terhadap faktor risiko.



Adapun Tips sukses dalam berdagang bahan besi dan bangungan, antara lain :
a.    Memilih lokasi toko yang strategis;
Toko bangunan yang didirikan di tempat yang strategis jelas lebih mudah di jangkau orang. Selain itu pastikan lokasi toko anda mudah di jangkau oleh kendaraan baik itu roda 2 maupun roda 4. Karena lokasi toko yang sulit di jangkau akan membuat pembeli kesulitan saat membeli barang yang di butuhkan, hal tersebut bisa membuat toko bangunan menjadi sepi.
b.    Perhatikan pelayanan terhadap konsumen.
Agar konsumen betah anda harus memiliki sifat yang sopan santun baik dalam perbuatan dan perkataan. Anda juga bisa menjadi orang yang murah senyum dan mudah bercanda agar pembeli betah dan senang belanja di toko anda. Semakin akrab anda dengan pembeli maka semakin banyak orang yang membeli di toko anda.
c.    Kerjasama.
Bekerja sama dengan pemborong proyek bangunan atau kontraktor. Sehingga apabila sedang ada pembangunan mereka bisa membeli bahan bangunan kepada anda, namun jelas dengan harga yang lebih murah dari pada biasanya. Meskipun begitu jelas anda untung besar karena mereka membeli dengan jumlah yang besar.




d.       
BAB III
PEMBAHASAN

A.  Gambaran Umum Objek Penelitian
Berbagai macam bahan bangunan telah digunakan manusia untuk pembangunan infrastruktur penunjang kehidupan manusia itu sendiri. Berikut ini beberapa jenis bahan bangunan yang umum digunakan manusia untuk konstruksi bangunan khususnya rumah tinggal.
1.    Pasir
         Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk  karbon dioksida tetapi beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir merupakan bahan bangunan yang banyak dipergunakan dari struktur paling bawah hingga paling atas dalam bangunan. Baik sebagai pasir urug, adukan hingga campuran beton.
2.    Genteng
Genteng merupakan salah satu jenis penutup atap rumah yang paling umum digunakan di Indonesia. Genteng seperti penutup atap lainnya berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan. Selain itu tampilan genteng menjadi hal yang penting dalam membantu penampilan aksen sebuah rumah. Dengan mengetahui jenis genteng beserta kelebihan dan kekurangannya, diharapkan Anda dapat memilih genteng yang tepat untuk rumah Anda. Pemilihan jenis dan warna genteng yang tepat tentunya akan menambah estetika rumah tersebut.
3.    Batu bata
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah - merahan. Munculnya material – material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah cenderung lebih dipilih kerena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.
4. Batako
Batako merupakan salah satu bahan bangunan penyusun untuk dinding pada bangunan/gedung. Seperti paving block, batako berasal dari kata bata concrete atau bata beton dalam bahasa teknik sering disebut bataton. Bata ini tidak dibuat dari tanah liat seperti umumnya bata merah, tetapi campuran bahan pembuatan batako atau bataton ini layaknya beton, yaitu pasir, semen, kericak dan air. Beberapa produsen batako ada juga yang memproduksi tanpa menggunakan kericak, tapi hasilnya kurang bagus jika dibandingkan dengan batako yang bahan penyusunnya seperti membuat beton.
5. Besi Beton
Besi beton merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi beton atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang bersifat unik dimana dua jenis bahan yaitu besi tulangan dan beton dipakai secara bersamaan. Tulangan menyediakan gaya tarik yang tidak dimiliki beton dan mampu menahan gaya tekan.
6. Semen
Semen berasal dari bahasa latin caementum yang berarti bahan perekat. Secara sederhana, Definisi semen adalah bahan perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan – bahan material lain seperti batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Sedangkan dalam pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat mampu mengikat bahan – bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat.
B. Pembahasan
1.    Bahan Bangunan
a.    Bahan bangunan yang dijual di Toko Bangunan
Dalam Toko Bangunan terdapat bahan banguan yang dijual di Toko tersebut. Banyak yang dijual di Toko Bangunan, seperti: pasir, semen, batu bata, genteng, keramik, dan masih banyak lagi
b.    Dari daerah mana barang tersebut anda dapatkan?
Bahan bangunan Toko Bangunan itu berasal dari berbagai daerah. Dari Toko Bangunan yang kami survei terdapat banyak daerah untuk mengambil barang tersebut, seperti Jogja, Magelang, Gresik, Purworejo, Temanggung, Semarang, Purwokerto, Wonosobo,Kebumen, Salatiga, dan dari distributorpun juga ada.



c.    Apa saja faktor yang mempengaruhi tersedianya barang tersebut?
Barang-barang yang ada di Toko Bangunan biasanya dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor yang mempengaruhi barang disetiap Toko Bangunan itu berbeda- beda, seperti: sumber daya alam, cuaca dan muisim, permintaan pasar, pihak pemasok, dan harga.

 


d.   Berapa modal yang Anda keluarkan?
Ketika membicarakan rencana memulai uasaha, hal pertama yang akan ditanyakan adalah “ modal yang dibutuhkan berapa?”. Dari Toko Bangunan yang kami survey modal usahanya yaitu, Rp 2.000.000, Rp 30.000.000, Rp 60.000.00, Rp 70.000.000, Rp 150.000.000, Rp 300.000.000, Rp 500.000.000, dan kepercayaan distributor. Modal yang dikeluarkan setiap Toko Bangunan berbeda-beda, karena ada yang hanya meneruskan usaha keluarga, ada pula yang membeli barang bangunan sedikit demi sedikit, dan ada yang hampir memenuhi kebutuhan yang ada di tokonya.



e.    Apakah modal seutuhnya berasal dari dana pribadi?
Saat akan mendidirikan suatu usaha pasti seseorang akan memikirkan modal dari jauh-jauh hari, apakah akan menabung dahulu untuk mempersiapkan diri untuk membuka usaha atau juga akan meminjam dana dari Bank atau lain sebagainya. Dari Toko Bangunan yang kami survey ada satu Toko Bangunan yang 30% dana bank  dan 30% dana pribadi, tetapi Toko Bangunan  yang lain ada yang berasal dari dana pribadi dan juga dari dana bank.


2.    Analisis Produksi
a.    Mengenai keuntungan, apakah keuntungan yang didapat sama setiap bulannya?
Setiap membuka suatu usaha pasti keuntungan  yang didapat setiap bulannya itu tidak sama. Hal ini biasanya dipengaruhi karena adanya beberapa faktor, misalnya jumlah pembeli dan lain sebagainya. Dari hasil yang kami survei semua toko bangunan memiliki keuntungan yang tidak sama setiap bulannya.

b. Kira – kira, berapa keuntungan yang Anda dapat setiap bulannya?
Disetiap melakukan pasti akan mendapatkan suatu keuntungan. Keuntungan yang diperoleh dalam suatu usaha itu pun berbeda – beda. Dalam mendirikan usaha pasti mereka selalu mengharapkan laba yang berbeda – beda tergantung dari berapa banyak penjualan disetiap harinya. Keuntungan yang diperoleh setiap bulannya antara Rp. 4.000.000 – Rp. 20.000.000 bahkan ada yang tidak tahu seberapa besar keuntungan setiap bulannya karena tidak adanya pembukuan.
c.    Apakah Anda pernah mengalami kerugian?
Kerugian berwirausaha adalah resiko yang harus ditanggung oleh seseorang yang membuka usaha. Merasakan kerugian sama petingnya dengan mendapat keuntungan, dengan merasa kerugian kita akan mengerti betapa manisnya keuntungan. Yang jauh lebih penting lagi kerugian akan mengajarkan kita bahwa bisnis yang telah kita jalankan membutuhkan perhatian yang lebih serius. Dari data yang kami survei ada yang pernah mangalami kerugian dan ada juga yang tidak mengalami kerugian.

d. Jika pernah, berapa kira – kira kerugian yang Anda alami saat  itu?
Kerugian itu sejatinya membuat setiap orang semakin hati-hati untuk melakukan hal-hal yang berbeda-beda. Takut rugi adalah penyakit mental yang bisa membuat orang yang tidak akan sukses dalam berbisnis. Kerugian setiap Toko Banguan berkisar antara Rp. 5.000.000 - Rp. 30.000.000. Ada yang belum pernah mengalami kerugian dan ada juga yang tidak mengetuhui apakah dia untung atau tidak, karena tidak adanya pembukuan.

3.    Biaya Produksi
a.    Apakah anggaran biaya sudah ditetapkan sebelumnya oleh saudara?
Disaat kita membeli suatu barang untuk dijual pasti akan ada anggaran biaya yang sudah ditetapkan sebelumya. Rencana anggaran yaitu segala bentuk perencanaan mengenai aktivitas – aktivitas perusahaan yang dinyatakan dalam satuan uang, meliputi: anggaran biaya produksi, pemasaran, biaya administrasi dan biaya umum lainnya sehingga harus disusun secermat dan seteliti mungkin. Tetapi dari survey yang kami lakukan semua Toko Bangunan sebelumnya tidak menetapkan anggaran biaya.
Apakah anggaran setiap barang berniai sama? (missal: pemilihan pasir Rp. X per minggu, pembelian semen juga sama Rp. X per minggu)
Anggaran setiap barang yang dikeluarkan tidak bernilai sama, karena

b.  Apakah setiap pembelian barang bernilai sama?
Barang yang dibeli konsumen itu jumlahnya berbeda-beda. Jadi setiap stok barang yang sudah habis akan dilakukan penambahan pada stok barang tersebut tanpa harus menunggu stok barang yang lain sampai habis. Dari data yang kami survey semua Toko Bangunan tidak memberikan anggaran yang bernilai  sama pada setiap barang.

c. Apakah anda juga telah menyiapkan anggaran untuk transportasi? (misal: untuk membeli bensin mengirim barang)
Alat transportasi didalam Toko Bangunan harus disiapkan anggaran untuk mengirim suatu barang, karena konsumen akan merasa puas disaat membeli barang dalam jumlah yang banyak mereka telah diberikan layanan transportasi secara gratis dan meraka sudah tidak bersusah payah membawa barang sendiri. Dari Toko Bangunan yang kami survey semuanya sudah menyiapkan anggaran
untuk transportasi.
d. Berapa total biaya yang anda keluarkan dalam 1 minggu?
Dalam setiap Toko Bangunan pasti akan mengeluarkan biaya per minggunya. Biaya tersebut akan digunakan untuk membeli barang- barang yang dibutuhkan konsumen. Total biaaya yang dikeluarkan dalam 1 minggu pada Toko Banguan yang kami survey antara Rp. 500.000 - Rp. 20.000.000.

4.    Penetapan Harga
a.    Faktor apa yang menjadi pertimbangan dalam menetapkaan harga barang?
Menentukan harga produk atau jasa buaknlah hal yang sepele. Salah keputusan dapat mengakibatkan ambruknya usaha yang sudah dibangun dengan susah payah. Ada berbagai cara dalam menetapkan harga dalam bisnis. Dalam menetapkan harga, biasanya ada beberapa factor yang menjadi pertimbangan. Seperti halnya Toko Bangunan yang sudah kami suvei, factor penetapan harga tersebut meliputi: harga asli ditambah  keuntungan, melihat harga di pasar, dan permintaan.

b. Apakah ada potongan harga setiap pembelian barang?
Potongan harga diberikan pada konsumen yang melakukan pembelian barang banyak, misalnya membeli barang yang nilainya lebih dari Rp 200.000 . Potongan harga diberikan agar pembeli tertarik membeli barang di toko tersebut supaya dapat meningkatkan hasil penjualan tercapai. Dari data yang kami peroleh banyak toko bangunan yang memberikan potongan harga setiap pembelian barang, terutama pembelian dalam jumlah banyak.

5. Kenaikan dan Penurunan Harga
a.    Bagi Anda, apa saja faktor yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga barang?
 Kenaikan atau penurunan harga barang sangat dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor seperti harga barang, cuaca dan musim.

b. Dengan adanya kenaikan atau penurunan harga barang, apakah mempengaruhi jumlah permintaan konsumen ?
Dalam menjual berbagai barang pasti akan ada barang yang mengalami penurun barang dan kenaikan barang. Hasil survei yang kita peroleh dari Toko Bangunan  kenaikan atau penurunan barang ada yang dapat mempengaruhi jumlah konsumen dan ada juga yang tidak mempengaruhi.

6. Tenaga Kerja dan Upah
a.    Jumlah Tenaga Kerja.
Dalam menjalankan usaha tentunya sangat memerlukan tenaga kerja untuk membantu pemilik toko. Jumlah tenaga kerja setiap toko berbeda-beda, tergantung keinginan dari pemilik toko.

b.    Bagian setiap Tenaga Kerja.
Setidaknya ada 4 bagian dari hasil survey kami. Antara lain supir, kenek atau kondektur, karyawan, dan kasir. Karyawan meliputi tenga kerja produksi (memproduksi batu bata, batako, dan sebagainya) dan pelayan atau pramuniaga. Sedangkan yang sebada dibagian kasir sebagian besar pemilik toko itu sendiri.

c.    Sama tidaknya gaji yang diterima Tenaga Kerja.
Tujuan utama tenaga kerja bekerja yaitu untuk mendapatkan gaji. Dalam menentukan sama tidaknya jumlah gaji yang akan diterima TK bergantung kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Tentunya sama tidaknya gaji yang diterima tenaga kerja tidak berlaku di toko yang hanya mempunyai seorang tenaga kerja.

d. Besarnya gaji rata-rata tenaga kerja
Gaji yang diterima para tenaga kerja bekisar Rp.500.000 sampai Rp.1.500.000. Gaji di bawah Rp.500.000 dan Rp.1.500.000 tidak ada. Dalam menentukan gaji, ada toko yang menggaji karyawannya per hari Rp.45.000 - Rp.50.000. Jika dianggap 30 hari full bekerja maka gaji yang akan diperoleh Rp.1.350.000 – Rp.1.500.000.
Toko yang menggaji karyawannya Rp.500.000 sampai Rp.1.000.000 (2 toko), Rp.1.000.000 lebih sampai Rp.1.300.000 (4 toko), dan Rp.1.300.000 lebih sampai Rp.1.500.000 (3 toko). 
7. Kondisi Makro.
a.    Memperikan pengaruh.
Kondisi makro seperti dolar, suku bunga, dan kebijakan Pemerintah ternyata memiliki nilai yang berbeda di antar toko. Sebagian besar pemilik toko menilai kondisi makro berpengaruh terhadap kelangsungan toko mereka. Namun ada beberapa toko yang mengganggap kebijakan pemerintah tidak mempengaruhi toko mereka.
Dari 9 koesioner, 7 toko menganggap kebijakan makro mempengaruhi penjualan di toko. Sedangkan sisanya menganggap kebijaka makro tidak mempengaruhi kelangsungan toko mereka.
b.    Pengaruhnya.
Dari 7 toko yang menggap kondisi makro mempengaruhi penjualan di toko mereka, kami dapat menyimpulkan pengaruh yang mereka rasakan yaitu jika dolar naik, harga semua barang naik, tentunya harga barang yang mereka jual juga ikut naik. 
8. Lain-lain.
a.    Lama toko berdiri.
Bisa tidaknya toko dalam bersaing dapat dilihat dari lama toko berdiri. Toko yang mampu bersaing biasanya berumur lebih dari 5 tahun. Apabila toko tidak dapat mengikuti persaingan yang terjadi, tentunya belum mencapai umur banyak toko sudah ditutup kembali.
Toko yang didirikan sekitar 1 sampai 3 tahun ( 1 toko ), lebih dari 3 tahun sampai 5 tahun ( 3 toko ) , lebih dari 5 tahun sampai 7 tahun ( 1 toko ) , lebih dari 7 tahun sampai 9 tahun ( 1 toko ) , lebih dari 9 tahun sampai 11 tahun (2 toko), dan yang lebih dari 11 tahun yaitu 27 tahun ( 1 toko ).
b.    Alasan mendirikan Toko.
Setiap pemilik dalam mendirikan toko memiliki alasan sendiri-sendiri. Ada yang sama, ada juga yang tidak. Alasan para pemilik toko kurang lebih karena : belum ada toko besi bangunan di daerah tersebut, terdesaknya kebutuhan hidup, agar tidak bekerja di oranglain, ingin berwiraswasta (memiliki usaha sendiri), melihat prospek kedepan, motivasi dari keluarga, dan ada juga yang spontan (coba-coba).
Belum ada toko sejenis di daerah tersebut (1 toko), kebutuhan hidup (2 toko), agar tidak bekerja pada oranglain (1 toko), berwiraswata (3 toko), karena spontan (1 toko), melihat prospek yang bagus (1 toko), motivasi keluarga (1 toko).
Dalam kasus ini kami memang membiarkan para pemilik menentukan alasan mereka sendiri tanpa kami memberikan pilihan. Kami juga membebaskan pemilik untuk memberikan alasan dengan jumlah yang mereka inginkan.
Dapat disimpulkan alasan pemilik mendirikan toko antara lain : 1. belum ada toko sejenis di daerah tersebut, tentu saja ini dinilai sebagai prospek yang bagus. 2. Agar memiliki usaha sendiri, ini dikarenakan pemilik tidak ingin bekerja di oranglain, biar orang-orang yang bekerja di tempatnya. 3. Kebutuhan hidup, untuk memenuhi kebutuhan hidup, tentu keluarga mendorong atau memberikan motivasi kepada para pemilik toko untuk mendirikan toko. 4. Spontan, dilakukan karena ingin mencoba usaha baru.

c.    Usia saat mendirikan toko.
Usia pemilik toko saat pertama kali mendirikan toko besi bangunan tidaklah sama.

Dari 9 toko yang kami datangi, usia pemilik toko saat mendirikan pada usia dibawah 18 tahun (1 orang), 21 tahun sampai 30 tahun (3 orang), 31 tahun sampai 40 tahun (3 orang), dan lebih dari 41 tahun (2 orang).
d. Cabang.
Belum ada 1 toko pun yang sudah memiliki cabang. Namun, pemilik toko yang tokonya telah lama berdiri sejak 27 tahun yang lalu memiliki rencana untuk membuka cabang tokonya.
d.   Media Informasi.
Dalam menyebarkan atau mengiklankan toko yang para pemilik memiliki, para pemilik toko memiliki media masing-masing. Dari spanduk, mulut ke mulut, lewat radio atau internet, kaos. Ada juga yang menyebutkan lewat sponsor dan promosi. Dalam chart, lewat sponsor dan promosi kami masukan ke media mulut ke mulut.
Media informasi yang paling banyak digunakan yaitu spanduk (6 yang memilih), disusul mulut ke mulut (5 hasil), kaos (2 hasil), dan terakhir radio atau internet (1).
Dalam media informasi ini, pemilik toko bebas memilih media yang mereka gunakan dan jumlah media yang mereka gunakan juga sesuai media yang mereka gunakan.

e.    Tukar barang.
Terkadang dalam pembelian barang, ada saja barang yang mengalami kecacatan. Dalam kondisi cacat barang, 9 toko membolehkan penukaran barang dengan ketentuan yang telah ada atau berlaku. Ada toko yang membolehkan barang ditukar kembali apabila penukaran barang belum melebihi 1 hari dari pembelian.
f.     Melakukan kredit.
Terkadang pembeli dengan jumlah banyak sering meminta kredit. Kredit biasanya hanya berlaku salama 1 bulan saja. Namun tidak semua toko membolehkan pembayaran kredit.













Chart menjelaskan :
Ada 7 toko yang membolehkan kredit dengan persetujuan kedua belah pihak terlebih dahulu. Sedangkan 2 lagi, tidak menerapkan system kredit.







BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dengan bertambahan jumlah penduduk dan pemukiman yang semakin padat disetiap daerah, membuka usaha perdagangan bahan besi bangunan merupakan peluang yang bagus. Usaha perdagangan ini menyediakan berbagai macam bahan untuk mendirikan bangunan. Bahan yang diperdagangkan misalnya semen, pasir, batako, batu bata, besi, keramik, besi beton, genteng, dan masih banyak lagi. Setiap bahan memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap Toko  Besi dan Bangunan didirikan atas dasar yang berbeda-beda tetapi memiliki keinginan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Untuk mendirikan toko tidak diperlukan lulusan yang tinggi, asalkan ada kemauan dan tekat serta pandai dalam mengelola sebuah toko. Untuk membuka Toko Besi dan Bangunan dibutuhkan modal yang cukup besar yaitu sekitar 30 juta ke atas. Usaha akan berjalan lancar apabila harga sesuai dengan pasaran dan tidak melebihi dari harga pasar itu sendiri, bahkan bila harga lebih rendah dari harga pasar akan lebih menguntungkan bagi para pebisnis itu sendiri.
Perluas jaringan kerjasama dengan pelaku bisnis lain yang dapat mendukung bisnis bahan bangunan. Sehingga pemasaran produk bahan bangunan lebih luas. Selain itu usahakan untuk mengikuti perkembangan pasar bahan bangunan yang paling banyak dicari saat ini, sehingga pelanggan tidak akan berpindah ke tempat lain. Kualitas produk juga harus dijaga, karena konsumen biasanya mencari bahan bangunan yang berkualitas.
B. Rekomendasi
1.    Kepada para pemilik toko diharapkan agar selalu menyediakan bahan bangunan yang diinginkan para konsumen. Memberikan iniformasi setiap bahan secara lengkap dan apa adanya agar konsumen tahu persis mana yang terbaik untuknya (konsumen). Pelayanan yang menyenangkan tentu bernilai lebih bagi para konsumen.
2.    Kepada para pembeli harusnya bertkonsultasi kepada pemilik agar tidak salah membeli barang.
3.    Kepada pihjak yang ingin melakukan wawancara seperti kami, diharapkan agar lebih sabar, karena tidak semua toko mau diwawancari.

























BAB V
LAMPIRAN

A. Surat Pernyataan Mengerjakan Tugas
NO
Nama Mahasiswa
Job Objek
Tanda tangan
1.
Hannifah Fatmalatif
Membuat kuesioner, melakukan wawancara, tinjauan pustaka, pembahasan, kesimpulan.

2.
Laras Sujatmi
Membuat kuesioner, melakukan wawancara, tinjauan pustaka, pembahasan, kesimpulan

3.
Aprilia Eka Aryanto
Membuat  kuesioner, melakukan wawancara, membuat pendahuluan, tinjauan pustaka, pembahasan, rekomendasi.










B. Kuesioner Hasil Survei






























DOKUMENTASI